Kamis, 03 Maret 2011

Alternatip Investasi

Investasi Kayu Jati.
Mengapa berinvestasi di kayu jati?

  • Kayu adalah satu satunya investasi yang tumbuh dengan sendirinya, yang tumbuh secara alami, dan tidak terpengaruh terhadap setiap situasi ekonomi.
  • Kayu adalah komoditas terbesar ketiga yang di perdagangkan di dunia setelah minyak mentah dan gas  (200 milyar € / tahun). Disaat produksi gas mentah menjadi langka,banyak peluang berinvestasi di bidang kehutanan.
  • Indeks Harga Komoditas Bank Dunia menunjukkan, bahwa hanya ada 3 komoditi yang meningkat nilai jualnya selama kurun waktu 10,40,dan 100 tahun terakhir yaitu: Emas,Minyak dan Kayu.
  • Kebutuhan kayu untuk pasar global menjelang tahun 2012 mengalami kekurangan sebesar 340 juta meter kubik per tahun. Sementara di Indonesia pasok Kayu Jati masih mengalami kekurangan sebesar 1,7 juta meter kubik per tahun. Hal ini disebabkan perkembangan populasi dunia yang semakin meningkat tajam sementara pada saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan kawasan hutan. Kenyataan tersebut telah membuka peluang pasar yang lebar bagi siapa pun yang melakukan investasi dalam bidang perkayuan ini   
  • Saham kayu cenderung naik terus, dalam performa terbaik ketika saham dan obligasi
    umumnya mengalami depresi. Dan bahkan harga kayu tidak terlalu terpengaruh oleh kemerosotan ekonomi dibandingkan kebanyakan aset lainnya.
     
  • Kawasan hutan tropika mengalami kerusakan yang cukup berarti. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di kawasan tropika meningkatkan suhu bumi dan menipisnya kadar oksigen bumi. Kenyataan tersebut telah mendorong organisasi internasional perkayuan (ITTO) untuk ikut serta menentukan masa depan perdagangan kayu tropika. Organisasi ITTO telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropika yang dilaksanakan sejak tahun 2001., ITTO mengenakan syarat bahwa kayu-kayu tropika tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengolahan. Oleh karena itu sangat diperlukan program pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai yang lebih tinggi.    
·        

Dibandingkan dengan jenis – jenis kayu yang lain, kayu jati merupakan yang lebih baik untuk mencapai tujuan tersebut. Kayu jati terkenal karena mutu yang bagus dan permintaan dunia akan kayu senantiasa tidak tercukupi.

 Golden Teak atau yang lebih dikenal sebagai Jati Emas akhir – akhir ini makin banyak dibicarakan berbagai masyarakat perhutanan maupun masyarakat perkayuan bahkan pada lapisan masyarakat yang masih awam di bidang perkayuan sekalipun.

Jati Emas merupakan hasil penelitian serta pengembangan secara intensif yang berkesinambungan selama beberapa puluh tahun di Thailand. Thailand dikenal reputasinya sebagai penghasil kayu nomor satu di dunia, padahal wilayah Thailand sendiri tidaklah sepotensial di Indonesia untuk menumbuhkan kayu jati tetapi karena masyarakat perkayuan di Thailand mengembangkan kayu jati secara intensif disertai penelitian dan pengembangan yang professional maka jadilah Negara Thailand sebagai penghasil kayu jati nomor satu di dunia.


Namun, sesungguhnya Indonesia lebih memiliki kondisi tanah dan cuaca yang lebih baik untuk mengembangkan jati, dibandingkan dengan Thailan. Sehingga, jika industri perkayuan ini dikelola dengan baik maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mampu mengungguli Thailand.
Tanaman Jati Emas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan kayu jati lokal. Selain daya tumbuhnya cepat, tingkat kelurusannya yang tinggi, juga warna yang kuning keemasan dengan seratnya yang lurus sangat disukai konsumen luar negeri. Jati lokal yang umurnya 40 tahun. Sedangkan jati emas hanya  5 – 15 tahun saja. Sehingga kondisi demikian sehingga membuat harga bibit jati emas & harga kayu nya meningkat tajam. Saat ini harga bibit jati emas mencapai Rp. 50.000, – per polybag



Sebagai tanaman jenis keras yang berumur pendek. Mutu Jati Emas sendiri diklasifikasikan sebagai kayu jati kelas ringan dengan kepadatan 700 kg/m. Tekstur kayu yang lurus akan memudahkan dengan pengerjaan mesinal, mempercepat waktu dan tenaga sehingga nilai ekonomisnya dapat kita peroleh semaksimal mungkin. Hal ini dapat kita lihat dalam pengerjaan Parquet FlooritVeerner Kusen dan daun pintu. Warna Jati Emas juga menjadi trend setter dalam tradisi warna furniture, di Amerika, Eropa dan Jepang yang menjadi tujuan ekspor di masa mendatang.

Spesifikasi Pohon Jati Emas

     Jati Emas




Untuk mengantisipasi kebutuhan akan kayu jati yang terus meningkat , ketersediaan  kayu jati harus  diupayakan. Salah satunya dengan cara  memajukan sistem perladangan kayu secara komersial dengan menanam jenis – jenis kayu keras yang cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil dalam tempo 5 – 15 tahun. Penerapan bioteknologi, metode perlindungan tanaman dan teknik budidaya yang baik dalam bidang kehutanan akan mampu meningkatkan produktifitas dan profitabilitas industri perkayuan.


Dalam konteks tersebut ternyata penerapan bioteknologi terpadu dapat mendeteksi sifat-sifat unggul, mengidentifikasi lokasi DNA yang mengendalikan sifat – sifat unggul tanaman, seperti laju pertumbuhan, kerapatan serat kayu serta kelurusan batang.
Salah satu keberhasilan dari penerapan bioteknologi tersebut adalah JATI EMAS  ( FGGT = Fast Growth Golden Teak). Jati Emas merupakan salah satu jenis bibit unggul hasil bioteknologi (pemuliaan) yang mampu menjawab tantangan dalam dunia perkayuan di masa mendatang.


Jati Emas memiliki spesifikasi sebagai berikut :
  • Self Purning, merontokkan daun sendiri.
  • Tumbuhan lurus, cenderung tidak bercabang.
  • Kecepatan tumbuh 4 kali lebih cepat dari jati lokal.
  • Laju pertumbuhan tinggi.
  • Pada tanaman dewasa tahan terhadap busuk akar dan pangkal batang serta serangan rayap.
  • Daun relatif membulat dibandingkan jati lokal.
  • Ekologi tumbuh :
  • Ketinggian tempat : 10 – 900 m di atas permukaan laut
  • Curah hujan : 1250 – 3000 mm/tahun.
  • Kisaran suhu : 10° C – 40°C
  • Kondisi tanah : liat berpasir, tanah merah, tanah berkapur dan berdrainase baik. Pertumbuhannya kurang maksimal pada tanah gambut, rawa atau sawah.
  • Kemiringan maksimal 20 °
  • PH 4,5 s/d 7,5.
·         Saat ini harga bibit jati emas mencapai Rp. 50.000, – per polybag
·